Ajang Miss World yang diadakan pada tanggal 8 - 28 September 2013 lalu
menuai penolakan dari berbagai kalangan. Mereka yang menolak
diselenggarakannya Miss World rata-rata mempermasalahkan pakaian yang
akan dikenakan para finalis. MUI misalnya, mengkhawatirkan para peserta
akan mengumbar aurat. Penolakan ini dijawab oleh pemerintah yang
mengatakan bahwa peserta Miss World tidak akan mengenakan pakaian yang
dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sebagai gantinya, para
peserta mengenakan pakaian nasional Indonesia.
Pemerintah pun mengklaim adanya dampak positif bagi Indonesia sebagai
tuan rumah Miss World 2013. Penyelenggaraan Miss World akan
mempromosikan budaya dan objek wisata Indonesia ke dunia Internasional.
Kekayaan alam dan budaya kita akan diperkenalkan. Dan dengan adanya
kehadiran jurnalis mancanegara yang meliput Indonesia diharapkan dapat
memunculkan rasa penasaran bagi turis internasional untuk mengunjungi
Indonesia. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap promosi
pariwisata dan perekonomian Indonesia.
Namun ada pula yang berpendapat lain. Menurut Forum Pemuda Islam
Indonesia, kontes Miss World tidak memberikan dampak ekonomi yang besar
bagi Bali maupun ekonomi nasional. Data statistik menunjukkan bahwa
kontes Miss World tidak berdampak pada negara-negara penyelenggara
maupun pemenang kontes. Contohnya Venezuela, pemenang Miss Universe
tahun 2008 dan 2009, pertumbuhan wisatawan mancanegara -3% pasca kontes.
Begitu pula dengan Jepang, pemenang tahun 2007 dan Canada, pemenang
tahun 2005. Keduanya mengalami penurunan pendapatan dari wisatawan.
Jadi, baik atau burukkah dampak penyelenggaraan Miss World 2013 di
Indonesia? Kita berharap bahwa penyelenggaraan ajang ini dapat membantu
pariwisata Indonesia dan meningkatkan pendapatan. Dan jika pun tidak,
diadakannya Miss World di Tanah Air menimbulkan kesan bangga bahwa
Indonesia dapat memperlihatkan budaya dan keindahan alam yang kita
miliki di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar